Angkor: Perjalanan Melalui Waktu di Kamboja
Angkor, yang terletak di jantung Asia Tenggara, adalah saksi agung kejayaan Kerajaan Khmer. Anda memang dapat menemukan kuil-kuil Khmer di Thailand, namun harta arkeologi ini membentang lebih dari 400 km², dengan reruntuhan kunonya tersebar di antara hutan yang rimbun.
Taman Arkeologi Angkor, sebagaimana dikenal, merupakan jendela ke masa lalu, menampilkan peninggalan megah dari berbagai ibu kota Khmer yang berdiri antara abad ke-9 hingga ke-15.
Di antara keajaiban yang ada, Candi Angkor Wat dan Candi Bayon di Angkor Thom adalah yang paling ikonik, menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Sangat mudah untuk mencapai Siem Reap, kota tempat Taman Arkeologi Angkor berada, dengan penerbangan langsung dari Bangkok.
Baca artikel kami untuk mendapatkan tips terbaik dalam merencanakan perjalanan Anda ke Angkor dan Siem Reap.

Taman Arkeologi Angkor
Kuil-Kuil Angkor
Perjalanan menyusuri Angkor bukan sekadar berjalan di antara reruntuhan, melainkan pengalaman mendalam yang membawa kita ke masa lampau.
Angkor Wat, khususnya, dihormati bukan hanya karena kehebatan arsitekturnya, tetapi juga karena makna spiritualnya. Awalnya dibangun sebagai kuil Hindu yang didedikasikan untuk Dewa Wisnu, kompleks ini perlahan-lahan berubah menjadi situs keagamaan Buddha. Lima menara ikoniknya yang menyerupai kuncup bunga teratai telah menjadi simbol nasional Kamboja, bahkan muncul di bendera negara tersebut.
Sementara itu, Angkor Thom, ibu kota terakhir Kekaisaran Khmer, membangkitkan imajinasi dengan gerbang-gerbang megah dan wajah-wajah misterius di Candi Bayon. Dengan senyuman yang tenang, wajah-wajah ini terukir pada banyak menara, seolah-olah menatap ke seluruh penjuru kota.
Sejarawan dan arkeolog percaya bahwa wajah-wajah ini mewakili Avalokitesvara (Lokeshvara), bodhisatwa welas asih dalam ajaran Buddha. Namun, sebagian lainnya melihatnya sebagai wajah Raja Jayavarman VII sendiri, sang penguasa yang memerintahkan pembangunan Candi Bayon.

Lebih dari Sekadar Kuil Angkor
Namun, Angkor bukan hanya tentang kuil-kuilnya. Kawasan ini juga merupakan jaringan kompleks keajaiban rekayasa hidrolik, termasuk waduk dan kanal, yang sangat penting untuk irigasi dan keberlangsungan hidup kekaisaran.
Sistem ini menunjukkan pemahaman maju masyarakat Khmer tentang pengelolaan air, yang sangat krusial untuk mendukung populasi yang besar dan pertanian mereka.

Memang, kemunduran Angkor masih menjadi objek studi hingga saat ini. Beragam teori menyebutkan adanya kombinasi berbagai faktor, termasuk perang, perubahan keagamaan, dan perubahan lingkungan, khususnya gagalnya sistem pengelolaan air, yang menyebabkan peninggalan bertahap kota megah ini.
Mengunjungi Angkor hari ini, kita akan dibuat takjub oleh perpaduan antara alam dan arsitektur. Akar-akar pohon membelit batu-batu kuno, dan hutan tampak seolah-olah mengambil kembali wilayahnya—menambah aura misterius tempat ini.
Ta Prohm, salah satu kuil di dalam kompleks taman, adalah contoh terbaik dari fenomena ini, dan menjadi terkenal setelah ditampilkan dalam film Tomb Raider.
Ask ChatGPT

Sekitar Siem Reap
Siem Reap, gerbang menuju dunia kuno Angkor, menawarkan lebih dari sekadar kuil-kuil bersejarah. Di luar keajaiban masa lalunya, kawasan sekitar Siem Reap kaya akan keindahan alam dan pengalaman budaya yang otentik. Salah satu harta tersembunyi yang menarik adalah Kampong Phluk, sebuah desa terapung yang memperlihatkan sisi kehidupan Kamboja yang berbeda.
Kampong Phluk bukan sekadar desa—ini adalah komunitas yang dibangun di atas air. Terletak di tepi Danau Tonle Sap, desa ini berdiri di atas tiang-tiang kayu, menyesuaikan diri dengan pasang surut air danau. Kehidupan di sini sangat unik: penduduk menggunakan perahu untuk beraktivitas, mulai dari pergi ke rumah, sekolah, hingga pasar.
Ini adalah pemandangan yang memukau dan menjadi kontras yang mencolok dengan hiruk pikuk jalanan Siem Reap.

Kampong Phluk
Selain itu, Kampong Phluk menawarkan cara hidup tradisional Kamboja. Perikanan adalah bagian penting dari komunitas, dan penduduk desa terampil dalam membuat sebagian besar sumber daya danau. Kunjungi Kampong Phluk, Anda melihat terlebih dahulu bagaimana orang hidup selaras dengan alam. Ini adalah pelajaran dalam ketahanan dan adaptasi.
Tapi Kampong Phluk lebih dari tempat tinggal; itu adalah tempat kecantikan alami. Hutan banjir di sekitar desa adalah tempat yang tenang. Di sini, Anda dapat naik perahu yang tenang di antara pohon-pohon terendam. Ini damai dan berantakan indah. Suara pencucian air dengan lembut terhadap perahu, panggilan unggas, dan pemandangan penyaringan matahari melalui daun menciptakan suasana magis.

Memang, perjalanan ke Kampong Phluk memperkaya kunjungan ke Siem Reap. Ini menawarkan perspektif yang berbeda, jauh dari batu kuno Angkor. Ini mengingatkan pengunjung budaya yang semarak dan pemandangan alam yang menakjubkan Kamboja ditawarkan. Kampong Phluk adalah kunjungan wajib bagi mereka yang ingin mengalami keindahan otentik dan beragam Kamboja.
